Belajar Bahasa Inggris dengan Mandiri

Change Your Goal

Setiap orang pastinya memiliki tujuan dalam belajar Bahasa Inggris. Ada yang mempunyai tujuan agar dapat memperoleh skor TOEFL atau IELST sebagai persyaratan dalam mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan di luar negeri, ada yang ingin bekerja pada perusahaan asing yang mengharuskan mengikuti job interview berbahasa inggris, ada yang ingin melakukan traveling keliling dunia, ada yang sekedar ingin menambahkan teman-teman atau relasi dari berbagai belahan dunia, dan lain sebagainya. Tapi sebenarnya hanya ada satu tujuan belajar Bahasa Inggris yang disebut dengan “CaNEI”, Constant and Never Ending  Improvement.

Ubah Tujuan Anda

Hi guys.. What’s up...
Salam jumpa kembali..
Setelah agak lama tidak melakukan posting berhubung padatnya aktivitas akhir-akhir ini, kini penulis kembali lagi posting sebuah artikel yang berjudul “Ubah Tujuan Anda”. Artikel ini penulis sadur dari sebuah podcast A.J. Hoge yang berjudul “Change Your Goal”. Tujuan kita belajar Bahasa Inggris menjadi faktor utama keberhasilan kita dalam proses pembelajaran. Tujuan akan menjadi motivasi kita dalam menghadapi rintangan-rintangan belajar seperti rasa bosan, jenuh, stress dan sebagainya.  Jika tujuan rekan-rekan dalam belajar sangat kuat maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan target pembelajaran akan tercapai dengan cepat. Sebaliknya, tujuan belajar yang lemah atau rendah akan memperlemah motivasi belajar dan akan membuat rekan-rekan berhenti di tengah jalan atau akan memperlambat dalam mencapai target belajar.
Mengingat betapa pentingnya tujuan belajar bagi kita selaku pembelajar Bahasa Inggris, penulis akan mengulas podcast dari A.J. Hoge yang menjelaskan tentang hal ini. Harap di simak baik-baik dan jika ada yang rekan-rekan ingin tanyakan atau sampaikan, silahkan tinggalkan pesan di kotak komentar. Here we go..

Ulasan Singkat

Sangat mudah untuk mejadi orang yang tidak sabaran. Kita semua telah dikondisikan oleh sekolah dan lingkungan sosial untuk selalu mau menerima hasil yang praktis. Sekolah dan sejenisnya mengajarkan kita sebuah kebohongan. Kebohongan itu adalah bahwa ada satu semester ataupun bahkan 4 tahun kita dapat mengambil semua mata kuliah, lulus semua ujian dan menerima gelar sarjana kta yang menasbihkan bahwa kita telah meguasai bidang tertentu sesuai jurusan ataufakultas yang kita ambil. Tapi semua itu palsu. Kepalsuannya karena kita benar-benar tidak menguasai bidang tersebut. Bukan hanya pada pendidikan bahasa saja namun juga pada bidang-bidang yang lain.
Faktanya, sekolah formal adalah tempat yang tidak baik untuk menguasai sebuah bidang atau keterampilan.  Saya mendapatkan gelar sarjana pada bidang jurnalis. Saya mengambil semua mata kuliah tentang jurnalisme dan saya merupakan salah satu yang terbaik di kelas. Saya berpikir bahwa saya sudah menguasai bidang jurnalisme dengan baik.  Tapi setelah diwisudah barulah saya menyadari bahwa saya belum tahu banyak tentang dunia kepenulisan atau jurnalisme.
Saya telah berbicara dengan banyak reporter dan sebagian mereka berpandangan bahwa sekolah tidak banyak membantu dalam  menguasai bidang  jurnalisme. Satu-satunya yang akan membantu adalah mengembangkan sebuah keterempilan secara mandiri melalui pengalaman. Beberapa tahun kemudian hasilnya masih sama, saya kembali ke sekolah (universitas) untuk memperoleh gelar master (S2) pada bidang “pekerjaan sosial”. Saya megambil kelas, lulus ujian da menganalisa teori-teori pekerjaan sosial. Dan pada program saya ini, ada kegiatan kerjasama antara universitas dengan badan usaha. Saya di tempatkan pada sebuah agen yang membantu perkembangan remaja.
Baru satu minggu di sana, saya menyadari bahwa saya tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Program master saya tidak memberikan pengetahuan praktek dan tidak juga teori yang bermanfaat. Setiap yang saya pelajari pada pekerjaan sosial, saya pelajari melalui pengalaman di lapangan. Saya belajar dengan mencoba sesuatu, menguji hasilnya, menciptakan ide-ide baru dan kemudian mencoba banyak hal lainnya. Dengan terus mencoba tanpa henti, tanpa kenal menyerah, saya mampu meningkatkan keterampilan saya di bidang pekerjaan sosial. Gelar master adalah tiket untuk mendapatkan pekerjaan tapi itu tidak banyak membantu di lapangan.
Yang benar dari hal ini adalah bahwa sekolah bukanlah tempat yang bagus untuk belajar. Kehidupan adalah tempat di mana Anda belajar dan pembelajaran tersebut adalah proses seumur hidup  (life long proccess).  Tidak ada akhir, tidak ada gelar, tidak ada ijazah. Pembelajaran yang sesungguhnya, keterampilan yang sesungguhnya, penguasaan yang sesugguhnya berasal dari sebuah proses yang oleh Anthony Robbins (salah satu motivator terbaik di dunia) disebut dengan “CaNEI (Constant and Never Ending Improvement). Orang Jepang menyebut hal ini dengan “Kaizen”. Belajar yang seseungguhnya tidak pernah berakhir. Sebagian besar pelajar Bahasa termasuk saya masih terikat dengan mental sekolah. Mereka berpikir bahwa jika mereka mengambil kursus maka mereka akan mendapatkan sertifikat yang menjadi bukti bahwa mereka telah mampu berbicara menggunakan bahasa yang dipelajari. Lalu kemudian mereka mencoba untuk berbicara dengan penutur asli (native speaker)  dan  pada akhirnya akan sadar bahwa sertifikat tersebut sama sekali tidak banyak membantu.
Banyak pembelajar bahasa juga memiliki mental wisudah. Mereka berpikir jika mereka belajar cukup giat, satu tahun, dua tahun, lima tahun, dan seterusnya, mereka pada akhirnya akan diwisudah dari pendidikan Bahasa Inggrisnya dan akan selesai belajar. Namun sesungguhnya tidak ada wisudah dalam pembelajaran Bahasa. Saya seorang penutur asli (native speaker) dengan usia 30 tahun dan saya masih berusaha meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Inggris saya. Saya mencoba dalam menjaga ritme pembicaraan saya. Saya juga mencoba mengurangi jumlah “fillers” (kata yang digunakan saat sedang bingung mau ngomong apa lagi disaat sedang berbicara, misalnya : ummmm, ,  eeeee, dll)  yang saya gunakan.
Sebagai seorang penulis, saya masih memiliki banyak perbaikan untuk dilakukan. Saya harus mengembangkan kejelasan dan kekuatan tulisan dan saya masih belajar kata-kata baru. Pada intinya adalah saya akan selalu memperbaiki kemampuan Bahasa Inggris saya.  Saya tidak akan selesai belajar, saya tidak akan pernah diwisudah. Pembelajaran Bahasa Inggris adalah proses belajar seumur hidup.  
Saya mencoba untuk mengganti sikap saya dari mental wisudah menjadi mental “CaNEI”. Tidak ada garis akhir. Hanya ada konstan dan perbaikan tanpa henti (constant and never ending improvement) seumur hidup.   Sikap “CaNEI” membantu motivasi anda karena akan menghilangkan tekanan. Begitu banyak pembelajar Bahasa Inggris menganggap belajar sebagai sebuah arena balapan. Mereka ingin mencoba sampai pada garis akhir secepat mungkin. Sebaliknya, cobalah untuk mengadopsi cara berpikir “konstan dan perbaikan tanpa henti”. Tak perlu khawatir dengan garis akhir. Cukup pastikan bahwa setiap minggu Anda memiliki peningkatan sedikit demi sedikit.
Anda mungkin belajar beberapa frasa baru, Anda mungkin membuat perbaikan yang sangat kecil pada kemampuan mendengarkan (listening) dan pengucapan (pronunciation).  Pada minggu selanjutnya  pastikan untuk membuat sedikit peningkatan yang lain. Tak perlu peningkatan yang besar, tak perlu peningkatan yang dramatis. Kecil, bahkan yang lebih kecil lagi sudah cukup sepanjang itu selalu konstan dan tak pernah berakhir.
Semua hal yang diuraikan pada artiel ini adalah sebuah tantangan. Untuk beberapa bulan kedepan, saya menantang Anda untuk melupakan tentang tujuan garis akhir Anda. Lupakan skor TOEC dan TOEFL, lupakan sertifikat atau wisudah, lupakan semua ide dan gagasan untuk mengakhiri pembelajaran Bahasa Inggris.  Sebaliknya, untuk beberapa bulan kedepan, jadikanlah “perbaikan konstan dan tiada henti” sebagai tujuan satu-satunya.  Disamping itu, pastikan bahwa setiap minggu Anda membuat perbaikan yang sangat kecil dengan kemampuan Bahasa Inggris Anda dan Anda akan melakukan hal ini setiap minggu. Konstan, konsisten dan tiada akhir.
-- Oleh : A.J. Hoge –

Kesimpulan

Demikian uraian dari A.J. Hoge tentang pentingnya bagi kita semua selaku pelajar Bahasa Inggris untuk mengubah tujuan kita yang bermacam-macam dan memiliki batas waktu menjadi hanya satu tujuan dan berlaku seumur hidup yakni perbaikan yang konstan dan tiada akhir. Dengan memiliki tujuan seperti itu maka kita diharapkan memiliki motivasi tinggi dalam belajar dan selalu bersemangat dalam mendatangkan peningkatan-peningkatan sekecil apapun itu selama konstan dan terus menerus maka akan membuat kemampuan Bahasa Inggris kita meningkat dan terus meningkat.
Penting untuk selalu diingat bahwa kegagalan-kegagalan yang banyak dialami oleh pelajar Bahasa Inggris adalah disebabkan karena ketidaksabaran para pelajar itu sendiri plus metode yang digunakan dalam belajar itu adalah gaya lama yang telah terbukti tidak dapat banyak membantu. Olehnya itu kita semua membutuhkan metode belajar yang dapat membuat kita menikmati proses belajar Bahasa Inggris, nyaman dengannya dan selalu tertantang untuk menjalani pelajaran-pelajaran selanjutnya hingga kita benar-benar dapat memiliki kemampuan berbahasa ingggris yang layak mendapatkan pengakuan dari native speaker (penutur asli).
Semoga artikel kali ini dapat memberi pencerahan bagi kita semua. Tetap semangat, jangan pernah menyerah dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya, inshaAllah..
2 Komentar untuk "Change Your Goal"

Oh ... jadi intinya adalah Kaizen dong ya?

Mirip-mirip lah ya, sama2 mengarah ke improvement tanpa henti. Hehe..
Anyway, mampir website baru donk. english.metodemaster.com.
Kami lagi ada program panduan belajar mandiri, ada banyak bonus materi gratis. Ratusan lebih.

Back To Top